Rabu, 23 Juli 2014

Catatan Penyair Keder



SERUAN SANG PENCIPTA

Fitnah ini akan menjadi lebih besar
Dari pada ketika dia masih hidup
Mayatnya di bakar
Dan lagi-lagi dari abu pembakaran mayatnya
Terdengar seruan Sang Pencipta

Top of Form
LEBUR

Bersabarlah sebentar
Berilah aku kesempatan
Untuk mengucapkan sepatah dua patah kata
Wahai Sang Pencipta
Janganlah Engkau usir mereka (diakhirat nanti)
Karena mereka tlah menganiaya aku demi Engkau juga
Dan janganlah Engkau cegah mereka
Untuk menikmati kebahagiaan ini
Segala puji bagi Mu
Karena mereka tlah menghukumku
Dan apabila mereka memenggal kepalaku
Keatas tiang gantungan untuk merenungi keagungan Mu
Cinta kepada Yang Maha Esa adalah melebur kedalam Yang Esa
Orang-orang yang tidak mempercayai Nya
Ingin segera mendapatkan Nya
Tetapi orang-orang yang mempercayai Nya takut kepada Nya
Sedang mereka mengetahui kebenaran Nya

Top of Form
DARAH

Dengan kedua kaki ini aku berjalan diatas bumi
Aku masih mempunyai dua buah kaki yang lain
Dua buah kaki yang pada saat ini sedang berjalan
menuju keabadian
Jika kalian sanggup
Putuskanlah kedua kakiku itu
Tlah banyak darahku yang tertumpah
Aku menyadari
Tentulah wajahku tlah berubah pucat
Dan kalian akan menyangka
Bahwa kepucatan kepucatan itu karena aku takut
Maka kusapukan darah ke wajahku
Agar wajahku tampak segar di mata kalian
Pupur para pahlawan adalah darah mereka sendiri
Aku berwudhu
Jika seseorang hendak menghadap karena cinta kepada Nya
Berwudhu tidak cukup sempurna
Jika tidak menggunakan darah

Top of Form
HINA

Siapakah yang menyuruhku
untuk minta maaf
Memotong tangan seseorang yang terbelenggu
adalah gampang
Seorang manusia sejati
adalah seorang yang memotong tangan
yang memindahkan mahkota aspirasi
dari atas tahta

Top of Form
FITNAH

Ya, Dia lah segalanya
Kalian katakan Dia tlah hilang
Sebaliknya, aku lah yang tlah hilang
Samudera takkan hilang
atau menyusut airnya

Selasa, 22 Juli 2014

Catatan Penyair Keder



SYAIR PEMILU

saudaraku…
mengapa kau alergi demokrasi
sedangkan…itu kendaraan kita
saudaraku…mengapa kau enggan ikut Pemilu
sedangkan…itu alat demokrasi
saudaraku…mengapa kau apatis pilpres cawapres
sedangkan…dia penyambung lidah kita
saudaraku…jangan terpecah jangan terbelah karena pemilu
sedangkan…pemilu alat pemersatu bangsa
saudaraku…jangan kau nodai demokrasi
sedangkan…seharusnya kita berpartisipasi
saudaraku, mari…
saudaraku, ayo…
saudaraku…mari, ayo nyoblos rame-rame
saudaraku…jangan golput
buat apa golput…
buat apa golput…
buat apa golput…
bila golput menambah semrawut

HARI

ini permulaan bagi hari baru
Tuhan telah mengkaruniakan
hari ini untuk digunakan
sebagaimana dimau
boleh disia-siakan atau
tumbuh dibawah sinarnya
apa yang dilakukan pada hari ini
sangat penting
karena menukarkan hidup
dengan sesuatu
bila esok menjelang
hari ini akan pergi untuk selamanya
diharap takkan menyesal
dengan harga yang terbayar
untuk itu dan ini

SEPERTI BIASA

dia datang tinggalkan kata
apapun bentuknya
apapun hasilnya
tetaplah berkarya
seperti biasa
dia pergi begitu saja

TERSEMBUNYI

Jangan mengurung diri didalam laut
Biarkan aku menabirimu
dengan mengurung dirimu sendiri
Dilaut banyak batas-batas
Lantas yang manakah akan menahanmu
Duhai kau yang tersembunyi
Aku sudah letih
arah manakah yang harus aku tuju
Aku ini hanyalah segumpal tanah
sedang kau terbuat dari batu
Duhai kau yang tersembunyi
Aku bermohon padamu
tunjukkanlah dirimu

SEMPURNA

Segumpal tanah
kalau ia terbakar
atau membakar diri
maka ia akan berubah sifat
menjadi batu
Dan batu harus ditumbuk
dan dihancurkan
agar ia menjadi debu
Dan debu adalah tingkat kesucian
yang sempurna

BUROQ

Kuda gagah berkepala manusia
Dengan sayap perkasa terbang
Melesat bagaikan kilat
Dilengkapi dengan pelana mutiara
Dan tali kekang yakut merah
Kedua matanya tertuliskan nama
Setiap jarak dilangkahinya
Sejauh mata memandang
Terbang secepat kilat
Balutan putih ditubuhnya cemerlang, berkilau
Sangat sulit ditangkap mata
Sesuai dengan imajinasi 15 abad silam
Pengembara sebatas kuda terbang
Turun dari surga kiriman sang pencipta
Jiwa yang melesat adalah cahaya tanpa warna
namun sangat kemilau
itulah hakikat Buraq

Catatan Penyair Keder



Top of Form
TANYA

 katakan

pada mesin tua!

apa arti

sebuah jasa?

Top of Form
MENGETUK PINTU

dalam kerinduan membayang
mengenalmu setengah perjalanan
berdiri memetik bintang
dimalam sunyi
bulan ingin katakan

dimana kamu sekarang?

namun mendung menjadi
tirai

aku dan cahaya!

surat terakhirmu tahun lalu
lewat merpati pos antara seperempat ujung
dunia
aku tunggu balasan
angin mengabarkan sesuatu
tentangmu

tapi kau?

datang dengan motor kumbang
perjalanan empat bulan tanpa
nyawa

kau tinggalkan dimana dia?
Top of Form

BEGINI

dia
datang membawa senyum
untuk disimpan baik-baik
didalam mimpi
lalu pergi tinggalkan tanda
untuk kugapai jejak asmara
dia atau aku menunggu
atau memang cinta
seperti ini adanya
Top of Form

Catatan Penyair Keder



GENGGAM DUNIA

kedewasaan membawamu
tinggalkan kenangan
padahal apa yang kau lalui
itulah yang membentukmu saat ini
genggaman pertama
menghirup udara pagi
sebagai keyakinan
sesungguhnya kau mampu
menggenggam dunia
untuk kau letakkan diantara
jemarimu sebagai mainan
yang dapat kau lempar
setinggi yang kau mau
ingatlah gema kebahagiaan
disela tangis
hiruk pikuk insan memandu
melangkah melewati
garis tangan terkepal
waktu itu hari dimana
kini kau tersenyum lugu

Top of Form
PALSU

denyut jantung memompa
lirih nada jangkrik
dibalik tembok kesunyian
berirama sahut-sahutan
mengusir segala macam resah
yang inat akanmu

disini...

dimalam ini...

dan pada setiap detiknya aku
hargai sebuah sajak-sajak indah
mengalir terus tanpa henti
dari bawah rimbun bukit harapan

cernalah...

syair yang keluar dari cintaku
hingga sulit mengungkapkan
kata pujangga terpendam

jauh...

sampai mutiara hati
rindu merangkul kesunyian
kunang-kunang yang sembunyi di balik

ilalang...

isyaratkan keindahan

bercahaya...

aku mampu mengagumimu
lain kali kugapai hatimu

Top of Form
RIUH

ya rasul...

setelah getar kemanusiaanku
di panas jalanan tercecer

wajahku...

aku temukan menjadi thagut
yang tercabik tajam pedang ibrahim
lalu tangisan menjadi teriakan
hiruk pikuk perang badar

ruhku terkapar di kaki bukit uhud...

perih
senyap
dan kalah.

Top of Form
ARTI

berarti bukan tak berarti
disanalah
terkumandang
hiruk pikuk gelombang

terbakar...

manjadi serpihan puing-puing jagad

tuhan...

kau cahaya
kilaumu menembus jaman
jejak-jejak tapak terikuti
sampai tanah-tanah
gersang tak bertepi

sedang aku nyenyak...!

dimalam berkepanjangan.
Top of Form

SUNGGUH

pulau kapuk menjadi saksi
desahmu memanggil namaku
rintihan darah segar membalut
akar merobek kulitmu
disela semak belukar

sungguh...

menguras keringat
tak puas bersimbah resah
langkahmu mengayun-ayun tanpa lelah
meliuk-liuk menyusupi bukit
diatas jalan becek berlumpur
kau terjebak kawah belerang

sungguh...

mandi menikmati
disini hangat
tempat kita bercinta

Top of Form
TANGISAN

rangkaianku berupa
tulang dan darah
jantung ini rajutan ular

tangisan...

daging dan kulit
hanya menutupi busuknya hati
berpijak diatas tangisan

tangisan...

bertemanlah denganku
sebab taring ini dahaga akan rasa

Top of Form
TUNGGU

sebelum matahari tergelincir
saat berdiri di tepi jurang
dengan perasaan

cadas...

aku kan terbang bersama
elang menyusuri sungai
sungai kecil nan jernih

tunggu...

saat yang kau tunggu...!

Top of Form
TAHUN BARU

disaat malam tiba
semarak terompet menyambutmu
meninggalkan senja

hai langit biru

jalanlah songsong masa baru?

Top of Form
HARI

ini permulaan
bagi hari baru
tuhan telah mengaruniakan
hari ini untuk digunakan
sebagaimana kita mau

boleh ku sia-siakan atau
tumbuh dibawah sinarnya

apa yang kulakukan pada hari ini
sangat penting
karena aku menukarkan
sehari hidupku dengannya

bila esok menjelang
hari ini akan pergi untuk selamanya
aku harap aku takkan menyesal
dengan harga yang telah ku bayar

untuknya.

Top of Form
DINDA

beri waktu menjawab
pertanyaanmu dibahuku
bila tak percaya
bila tangis menjadi senjata
bila kita mulai tak setia

perasaanmu bertanya-tanya
dan pada dasarnya tanya itu
hanya perasaan saja

mengertilah...

tak perlu kau hujaniku
dengan tangis dan tanya
aku pun sudah basah
dalam cintamu semata

...dinda...